Blog ini semata-mata hanya untuk Tugas,Terima Kasih

Minggu, 14 Mei 2017

Tari Janger

Tari Janger adalah tari Tradisional Bali yang merupakantari pergaulan anak remaja Bali yang diciptakan sekitar tahun 1030-an, tarian janger ini dilakukan oleh 10-16 orang penari yang dilakukan secara berpasangan yaitu kelompok putri yang dinamakan Janger dan kelompok putra yang dinamakan Kecak, mereka menari sambil menyanyikan lagu Janger sacara bersahutan. Awal mula munculnya tarian Janger ini adalah barawal dari nyanyian yang bersahutan dari orang yang memetik kopi, dimana untuk melepaskan kelelahannya mereka menyanyi secara bersahutan antara kelompok perempuan dan laki-laki, dari bentuk yang sederhana inilah kemudian berkembang menjadi Tari Janger.


Tari Janger

Tari Condang

Tari Condong merupakan Tari Tradisional bali yang barasal dari Istana Bali pada pertengahan abad ke-19, kepercayaan masyarakat berkembaang bahwa ada pangeran dari sukawati sakit parah mendapat penglihatan dua gadis cantik menari dengan anggun ditemani musik gamelan, Setelah Pangeran tersebut sehat, pangeran ini memperagakan kembali tarian yang pernah di lihat, tarian ini awalnya menceritakan kisah dua bidadari bernama Supraba dan Wilotama akan tetapi semenjak dekade 1930-an cerita dirubah menjadi Raja dan Ratu.
Tari condong ini pada umumnya dilakukan sebagai pendahuluan dari tari Legong, tarian ini dibawakan dan diringi oleh gamelan Pangulingan.


Tari condong

Tari Topeng

Topeng merupakan sebuah benda yang dikenakan di muka dan menggambarkan banyak karakter, setiap topeng memiliki karakter yang berbeda-beda  baik itu tokoh fiktif ataupun orang-orang zaman dahulu. di indonesi tardapat banyak sekali tari Topeng yaitu Tari Topeng Cirebon dari Jawa Barat, Topeng malang, Topeng reog, Topeng Ireng, Topeng Bali. Topeng ini sangatlah erat dengan upacara keagamaan Hindu, karena kesenian luluh dalam agama dan masyarakat, tari topeng bali adalah sebuah tradisi yang sangat kental dengan nuansa ritual magis, umumnya ditampilkan ditengah masyarakat adalah yang dianggap sakral.



Tari Topeng

Tari Gopala

Tari Gopala merupakan tarian yang menggambarkan tingkah laku sekelompok pemuda penggembala sapi di suatu ladang, kata Gopala diambil dari kata kawi yang berarti penggembala Sapi. Tari Gopala ini dilakukan oleh 4-8 orang penari putra tarian ini merupakan ciptaan I Nyoman Suwarsa (Penata tari), dan I Ketut Gede Asnawa ( Penata Iringan) dengan gerakan tari yang humoris dan jenaka materi gerak yang merupakan perpaduan antara gerak gerik tari bali yang sudah ada yang telah dikembangkan dengan gerak-gerak baru.


Tari Gopala

Tari Wirayudha

Tari Wirayudha merupakan tarian perang yang dilakukan oleh 2 - 4 orang pasang penari pria yang bersenjatakan Tombak, Tari ini menggambarkan sekelompok prajurit bali dwipa yang sedang bersiap untuk bertempur di medan perang, Para penari mengenakan hiasan kepala berbentuk Udeng-udengan, tarian ini diciptakan oleh I Wayan Dibia pada tahun 1979.

Tari Wirayudha

Tari Margapati

Margapati berasal dari kata Marga yang berarti jalan dan Pati yang berarti Kematian Tarian Margapati ini diciptakan oleh Nyoman Kaler pada tahun 1942. Tarian Margapati ini menggambarkan kesalahan perjalanan hidup bagi seorang perempuan karena tarian ini ebih banyak gerakan seorang laki-laki tetapi ditarikan oleh wanita. Tari margapati ini banyak di pertunjukan pada acara selamatan seperti acara Ulang tahun Perusahaan.


Tari Margapati

Tari Puspanjali

Tari Puspanjali merupakan tari yang dilakukan dalam upacara penyambutan yang ditarikan oleh 5-7 orang penari putri, tari Puspanjali ini menampilkan gerak yang lemah gemulai yang dipadukan dengan gerakan yang ritmis dan dinamis, tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian upacara renjang dan menggambarkan sejumlah wanita yang penuh dengan rasa hormat menyongsong kedatangan tamu yang datang ke pulau mereka.
Kata Puspanjali diambil dari kata Puspa yang berarti Bunga dan Anjali yang berarti menghormat tarian ini diciptakan oleh N. L. N. Swasthi Wijaya (Penata Tari) dan I Nyoman Windha (Penata Tabuh Pengiring) pada tahun 1989.


Tari Puspanjali

Tari Panji Semirang

Tarian panji semirang merupakan tarian yang menceritakan tenteng seorang puteri raja yang bernama Galuh Candrakirana yang pergi mengembara dengan menyamar menjadi laki-laki yang bernama raden panji, Pengembaraan ini dilakukan setelah dirinya kehilangan suaminya, namun dalam babad ini tarian ini menggambarkan putri yang bernama Galuh Candrakirana yang melakukan pengembaraan untuk mencari kekasihnya yang bernama Raden Panji Inu Kertapati, dengan menyamar menjadi laki-laki. tarian ini ditarikan oleh perempuan dengan penampilan seperti laki-laki dan tentu saja gerakan-gerakan yang dilakukan tidak sedikit pun menggambarkan seorang perempuan.


Tari Panji Semirang

Tari Baris

Tari baris merupakan tarian ritual tradisional bali, tarian yang menggambarkan keberanian kesatria dan prajurit bali ini memresentasikan para pejuang yang siap bertempur untuk membela kerajaan bali.
Tarian ini biasanya dilakukan oleh 8-40 orang yang menggunakan pakaian perang tradisional dan dengan dilengkapi dengan pelindung dan ornamen kepala hingga dada dan punggung. akan tetapi setiap daerah memiliki Kostum yang berbeda-beda karena memiliki ciri khas masing masing.
Tari baris ini pada mulanya dilakukan dengan gerakan yang seperti sedang mengintai musuh dan sangat berhati-hati di daerah yang belum mereka kenal, dan kemudian ketika mereka telah sampai ke bagian tengah panggung ia mulai berjinjit dan berputar diatas satu kaki dan menunjukan wajah seorang pejuang yang tengah berada di medan perang. Tari baris merup[akan tarian keramat yang biasanya dilakukan pada saat upacara Kremasi (Pembakaran mayat) akan tetapi tari baris ini dilakukan pada saat Peringatan Pura dan Upacara suci lainnya karena dipercaya pada saat upacara tersebut para Dewa dewi dan leluhur turun kedunia untuk memberikan berkat, jadi tarian ini dipersembahkan untuk mereke sebagai pertunjukan dan juga rasa Syukur.


Tari Baris

Tari pedet


Tari Pendet adalah salah satu tarian selamat datang atau tarian penyambutan yang khas dari Bali. Tarian ini merupakan salah satu tarian tradisional dari Bali yang sangat terkenal dan sering ditampilkan berbagai acara seperti penyambutan tamu besar dan acara budaya lainnya. Tari Pendet ini biasanya dimainkan oleh para penari wanita dengan membawa mangkuk yang berisi berbagai macam bunga yang menjadi ciri khasnya.

Asal Mula Tari Pendet

Tari Pendet awalnya merupakan suatu tarian tradisional yang menjadi bagian dari upacara piodalan di Pura atau tempat suci keluarga. Sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan dari masyarakat Bali dalam menyambut kehadiran para dewata yang turun darikhayangan. Tarian ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan spiritual masyarakat di sana.

Berawal dari situ, salah satu seniman Bali bernama I Wayan Rindi  terinspirasi dan mengubah tarian tersebut menjadi tarian selamat datang. Dengan dibantu Ni Ketut Reneng, keduanya menciptakan Tari Pendet sebagai tarian penyambutan dengan empat orang penari. Kemudian tarian ini dikembangkan dan disempurnakan lagi oleh I Wayang Baratha dengan menambahkan jumlah penari menjadi lima orang, seperti yang sering ditampilkan sekarang. Walaupun sudah menjadi tarian penyambutan atau tarian selamat datang, Tari Pendet ini masih terdapat unsur-unsur religius yang menjadi ciri khas masyarakat Bali.

Fungsi Tari Pendet

Tari Pendet ini dibagi menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya, yaitu Tari Pendet Sakral dan Tari Pendet Penyembutan. Untuk Tari Pendet sakral ditampilkan sebagai bagian dari ritual keagamaan masyarakat Bali. Dalam pertunjukan tarian ini segala sesuatunya lebih sederhana, namun unsur religius sangat kental pada tarian ini. Sedangkan Tari Pendet penyambutan ditampilkan sebagai hiburan atau tarian penyambutan. Dalam pertunjukan tari penyambutan ini lebih memfokuskan keindahan baik dari segi gerak, busana, dan kecantikan para penari. Namun walaupun begitu, unsur budaya masyarakat Bali masih melekat pada tari penyambutan ini.

Pertunjukan Tari Pendet

Dalam pertunjukannya, Tari Pendet dimainkan oleh para penari wanita yang masing-masing membawa mangkok/bokor berisi bermacam-macam bunga sebagai properti menarinya. Pada akhir pertunjukan, penari menaburkan bunga-bunga yang mereka bawa ke arah penonton dan para tamu sebagai ucapan selamat datang. Penari tersebut menari dengan gerakan yang dinamis sesuai dengan irama musik pengiringnya. Musik pengiring dalam pertunjukan Tari Pendet ini merupakan musik Gamelan khas Bali seperti gangsa, kenyur, tungguh, kendang dan lain-lain.

Gerakan Tari Pendet

Gerakan Tari Pendet ini merupakan gerakan tari yang sangat komplit, karena gerakan tari tersebut hampir menggerakan semua bagian tubuh. Mulai dari gerakan kaki, tangan, jari, badan, leher dan gerakan ekpresif seperti gerakan mata dan mimik muka. Untuk menarikan Tari Pendet ini tentunya membutuhkan keluwesan dan kelincahan.

Kostum Tari Pendet

Dalam pertunjukannya penari menggunakan busana dan tata rias khas penari Bali. busana tersebut meliputi tapih, kemben prade, sabuk stagen, sabuk prade, selendang yang dililitkan di badan dan diletakan dipundak penari. Pada bagian kepala, rambut di ikat dengan pusung gonjer kemudian di hias dengan bunga jepun, bunga kamboja, bunga mawar dan jempaka. Selain itu penari juga dipercantik dengan berbagai aksesoris seperti gelang, kalung dan anting. Sedangkan untuk tata rias penari biasanya lebih mempertajam garis-garis muka supaya terlihat lebih jelas dan tidak lupa memakai subeng.

Perkembangan Tari Pendet

Walaupun Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak ditinggali wisatawan mancanegara, namun masyarakat Bali sangat terkenal akan tradisi dan budayanya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Terbukti dengan banyaknya kesenian tradisional maupun tradisi adat yang terus dilestarikan dan dijaga, bahkan hal tersebut menjadi salah satu daya tarik wisata di sana. Salah satunya adalah Tari Pendet ini. Tarian ini masih terus dilestarikan oleh para seniman dari sanggar-sanggar tari yang ada di Bali dan masih terus ditampilkan di berbagai acara budaya seperti penyambutan, festival budaya, dan promosi pariwisata.

Tari Kecak



Tari kecak merupakan Salah satu jenis tari tradisional dari bali yang sangat memukau para penonton. Keunikan dari gerakan serta kemistikan dalam pertunjukan membuat tarian ini sangat istimewa bagi kalangan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang menyaksikannya saat menyambangi Pulau Bali. Tak heran jika tarian yang diciptakan oleh Wayan Limbak ini sangat terkenal hingga ke mancanegara.

Pengertian

Tari kecak adalah salah satu jenis kesenian tradisional dari Bali yang diciptakan pada kisaran tahun 1930 oleh seorang penari sekaligus seniman dari Bali yakni Wayan Limbak. Sebagai seorang seniman tentu saja Wayan Limbak sangat akrab dengan para seniman lain, sebut saja Walter Spies yang merupakan seorang pelukis dari negara Jerman merupakan salah satu teman akrab Wayan Limbak. Kedua sahabat inilah yang menjadi pencetus tari kecak yang sangat terkenal hingga saat ini.
tari-kecak-tarian-tradisional-bali

Tarian yang kerap dimainkan oleh laki-laki ini kini menjadi salah satu icon kebudayaan Bali yang cukup mendapat sanjungan oleh para wisatawan yang berkunjung ke Bali.

Meskipun gerakan yang dilakukan oleh para penari tergolong sangat sederhana, namun pembawaan para penari yang berjumlah cukup banyak mulai dari puluhan hingga ribuan orang membuat gerakan yang dimainkan tergolong sangat unik dan menarik.

Pementasan dan pertunjukan tari tradisional dari bali ini dapat dengan mudah kita saksikan di beberapa wilayah Bali seperti Uluwatu, Garuda Wisnu Kencana, Ubud, dan Gianyar Bali.

Ekspresi para penari nan memukau membuat para penonton tercengang akan penampilan mereka. Di lain sisi musik pengiring hampir tidak ada, hanya suara dan lantunan kata-kata yang berbunyi “cak-cak-cak-cak” terdengar dalam mengiringi gerakan tarian.

Jika kita dapat menyaksikan tari kecak dari awal hingga akhir, maka kita akan memahami mengenai alur cerita yang disajikan dari gerakan-gerakan pementasan oleh para penari.

Antusias masyarakat Bali akan keberlangsungan dan kelestarian kesenian tradisional membuat banyak orang belajar dan tertarik untuk melakukan tarian yang diciptakan oleh Wayan Limbak ini. Tak heran jika hampir semua pemuda bali khususnya para laki-laki mampu melakukan gerakan tarian ini dengan cara duduk melingkar. Para penari mengenakan pakaian khas bercorak kotak-kotak hitam putih mirip dengan papan catur.

Dari tahun 1970 tari kecak terus mengalami peningkatan, bahkan pemerintah daerah setempat menjadikan tari ini sebagai icon budaya masyarakat Bali.

Sejarah dan Perkembangan

Tari kecak merupakan tarian yang dicetuskan dan diciptakan oleh seniman asal Bali yakni Wayan Limbak dan seorang sahabatnya dari Jerman. Pada awal kemunculan nya jenis tari ini tercipta secara tidak sengaja yang diambil dari sebuah tarian adat pemujaan yang dikenal dengan sebutan Shangyang. Sanghyang adalah jenis tarian tradisional Bali yang dilakukan dalam upacara religi seperti menolak bala serta mengusir suatu wabah penyakit.

Dari sebuah pementasan Sanghyang inilah kemudian Wayang Limbak bersama Walter Spies berinovasi menciptakan sebuah gerakan tari sebagai salah satu wujud kecintaan mereka terhadap budaya dan kesenian Bali.

Salah satu jenis kesenian tari ini disajikan oleh para penari yang duduk melingkar serta mengucapkan kata “cak-cak-cak-cak” secara serentak, karena ini pula tarian ini diberi nama dengan sebutan “tari kecak”. Gerakan tangan yang disajikan dalam pertunjukan sebenarnya mengisahkan sebuah cerita Ramayana yakni pada peristiwa Dewi Shinta diculik oleh Rahwana. Hingga akhir pertunjukan biasanya tari ini menyajikan kisah pembebasan Dewi Sintha dari tangan Rahwana.

Guna mendukung cerita yang disajikan maka dalam pertunjukan tari tradisional Bali juga harus terdapat beberapa tokoh yang memerankan peran utama sebagai Hanoman, Sugriwa, Dewi Shinta, Rhama, dan Rahwana.

Pada tahun 70-an Wayang Limbak bekerja keras guna mempromosikan dan mengenalkan tari kecak hingga ke mancanegara. Selain mengenalkan keunikan dalam pementasan tarian ini tentu saja daerah asal kesenian ini ikut melambung di dunia Internasional yang kemudian menarik para wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Bali.

Dalam perkembangannya pertunjukan tari yang juga menceritakan kisah pewayangan ini dimainkan oleh laki-laki yang berjumlah tak terbatas. Ada kalanya disajikan oleh puluhan orang namun dalam acara tertentu ada pula yang dipertunjukkan secara massal oleh ribuan penari.

Perkembangan tari kecak dari awal terciptanya hingga kini memang bisa dikatakan cukup membanggakan. Selain antusias masyarakat Bali terhadap seni garapan Wayan Limbak ternyata para wisatawan yang berkunjung ke Bali juga sangat tertarik dalam menyaksikan sebuah pertunjukan gerak seni ini. Tak heran jika pemerintah daerah setempat menjadikan tari kecak sebagai salah satu icon kesenian dan kebudayaan daerah.

The Monkey Dance juga diberikan sebagai sebutan tari tradisional Bali yang satu ini. Hal ini diberikan karena salah satu adegan dalam pertunjukan tari tersebut menggunakan properti api serta tokoh utama yang berperan sebagai kera/ Hanoman.

Fungsi Tari Kecak 

Seperti telah tertuliskan di atas, tari kecak merupakan tarian yang berasal dari kreasi upaca shangyang. Karena upacara shangyang merupakan jenis kegiatan sakral dan hanya boleh dilakukan di Pura maka Wayan Limbak berinovasi dari inspirasi gerakan shangyang menjadi gerakan tari yang terkenal hingga ke mancanegara.

Adapun fungsi tari kecak dapat kita kelompokan secara garis besar sebagai berikut.

Sebagai sarana hiburan

Penciptaan gerakan tarian ini secara sadar dilakukan guna mempertunjukkan suatu kesenian khas bali pada masyarakat umum. Tarian ini bertujuan sebagai sarana hiburan baik bagi masyarakat setempat maupun bagi para wisatawan yang berdatangan ke Bali.

Usaha melestarikan kebudayaan

Dalam tarian yang berawal dari upacara Sanghyang ini juga terdapat kisah dan cerita yang tersirat dari awal hingga akhir pertunjukan. Cerita pewayangan yang di angkat dalam sebuah gerakan tari merupakan inovasi baru dalam usaha melestarikan kebudayaan Hindu khususnya dalam kisah Ramayana.

Alat Musik Pengiring

Hampir tidak ada alat musik pengiring tari kecak kecuali suara gemerincing serta suara dari para penari yang berbunyi “cak-cak-cak-cak”. Meskipun tidak ada alat musik khusus sebagaimana tarian lain namun justru disini letak keunikan tari tersebut.

Suara yang bersahut-sahutan dan kadang kala kompak membuat nada-nada unik yang sangat menarik utuk didengarkan seiring gerakan tarian yang dilakukan oleh para penari.

Suara gemerincing terdengar dari properti tari yang dikenakan oleh para penari khusunya tokoh utama dalam seni pertunjukan khas Bali tersebut.

Tari Legong




Legong adalah tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Arti kata Legong berasal dari kata "leg" artinya gerakan tari yang luwes (lentur) dan kata "gong" memiliki arti alat musik gamelan. Sehingga kata "Legong" memiliki arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh alat musik gamelan yang mengiringinya. Alat musik gamelan yang digunakan untuk mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.

Pada perkembangannya kemudian disebut Legong Kraton. Tarian ini biasanya dibawakan oleh dua orang gadis atau lebih dengan menampilkan Condong (penari tambahan) sebagai pembukaan tarian. Namun biasa juga tari Legong ini dibawakan satu atau dua pasang penari tanpa menampilkan tokoh Condong lebih dahulu. Ciri khas tari Legong ini adalah pemakaian kipas para penarinya kecuali yang berperan sebagai Condong.

Sejarah Tari Legong

Tari Legong dahulu dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang sedang sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap.

Sesuai dengan sejarahnya, para penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong dan selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas.

Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad.

Beberapa jenis tari legong

Terdapat sekitar 18 tari legong yang dikembangkan di selatan Bali, seperti Gianyar (Saba, Bedulu, Pejeng, Peliatan), Badung (Binoh dan Kuta),Denpasar (Kelandis), dan Tabanan (Tista).

Legong Lasem (Kraton)
Tari Legong jenis ini yang paling populer. Tari ini dikembangkan di Peliatan. Tarian yang baku ditarikan oleh dua orang legong dan seorang condong. Condong tampil pertama kali, lalu menyusul dua legong yang menarikan legong lasem. Repertoar dengan tiga penari dikenal sebagai Legong Kraton. Tari ini mengambil dasar dari cabang cerita Panji (abad ke-12 dan ke-13, masa Kerajaan Kadiri.

Legong Jobog
Tarian ini dibawakan oleh sepasang legong. Dan kisah tarian legong jobog diambil dari kisah Ramayana, tentang persaingan dua bersaudara Sugriwa dan Subali (Kuntir dan Jobog) yang memperebutkan ajimat dari ayahnya.

Legong Legod Bawa
Tari ini mengambil kisah dari persaingan Dewa Brahma dan Dewa Wisnu tatkala mencari rahasia lingga Dewa Syiwa.

Legong Kuntul
Legong ini menceritakan beberapa ekor burung kuntul yang asyik bercengkerama.

Legong Smaradahana

Legong Sudarsana
Legong ini mengambil kisah cerita semacam sudarsana (Calonarang).

Beberapa daerah mempunyai legong yang khas. Di Desa Tista (Tabanan) terdapat jenis Legong yang dinamakan Andir (Nandir). Di pura Pajegan Agung (Ketewel) terdapat juga tari legong yang memakai topeng dinamakan Sanghyang Legong atau Topeng Legong.
  1. Alat musik gamelan yang dipakai mengiringi tari Legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Lakon atau cerita yang biasa dipakai dalam Legong ini kebayakan bersumber pada:
  2. cerita Malat khususnya kisah Prabu Lasem,
  3. cerita Kuntir dan Jobog (kisah Subali Sugriwa),
  4. Legod Bawa (kisah Brahma Wisnu tatkala mencari ujung dan pangkal Lingganya Siwa),
  5. Kuntul (kisah burung),
  6. Sudarsana (semacam Calonarang),
  7. Palayon,
  8. Chandrakanta dan lain sebagainya.

Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari:
  1. Papeson
  2. Pangawak
  3. Pengecet, dan
  4. Pakaad

Daerah-daerah yang memiliki tari Legong yang khas :
  1. Didesa Tista (Tabanan) terdapat jenis Legong yang lain, dinamakan Andir (Nandir).
  2. Di pura Pajegan Agung (Ketewel) terdapat juga tari Legong yang memakai topeng dinamakan Sanghyang Legong atau Topeng Legong.
  3. Daerah - daerah yang dianggap sebagai daerah sumber Legong di Bali adalah:
  4. Saba, Pejeng, Peliatan (Gianyar),
  5. Binoh dan Kuta (Badung),
  6. Kelandis (Denpasar), dan
  7. Tista (Tabanan).

Tari Janger

Tari Janger adalah tari Tradisional Bali yang merupakantari pergaulan anak remaja Bali yang diciptakan sekitar tahun 1030-an, tarian janger...